Proses dalam Q methodology (Nurhas et al, 2022)
Publikasi hasil penelitian dalam sebuah jurnal terindex adalah salah satu pengalaman berharga yang bisa memperkuat peneliti dalam proses diseminasi hasil penelitian. Akan tetapi untuk melakukan penelitian yang kaya akan data untuk dianalisa, waktu penelitian yang tidak lama, serta biaya dan proses penelitian yang tidak membutuhkan sumber daya yang besar, merupakan tantangan yang saya hadapi untuk menghasilkan penelitian dengan target jurnal terindex.
Pemilihan metode
Pemilihan metode adalah salah satu bagian kritikal yang menjadi bahan pertimbangan untuk dapat memenuhi tantangan-tantangan diatas. Memilih metode penelitian disesuaikan dengan masalah yang dihadapi terkait topik Positive Computing dan Wellbeing, dan tantangan yang saya hadapi disatu sisi membutuhkan pengurutan-ranking, pembandingan, persentasi yang sifatnya kuantatif, tetapi disisi lain juga membutuhkan informasi terkait pendapat, preferensi dan pola-pola perbedaan akan suatu topik. Memilih penelitian kuantitatif, saya sering terkendala dengan banyaknya jumlah responden yang harus dipenuhi, sedangkan penelitian kualitatif bisa terkendala pada waktu dan juga alur argumentasi yang kuat disertai validasi "matematis" terhadap hasil yang sifatnya kualitatif.
Untuk mengatasi hal tersebut, saya memutuskan untuk mengambil metode penelitian campuran, dalam bentuk Q-methodology. Meskipun metode campuran seringkali membutuhkan sumber daya waktu, tenaga bahkan materi lebih banyak dari memilih salah satunya, hal tersebut dapat diatasi melalui Q-methodology dengan penggunaan satu proses terstruktur, tanpa harus melakukan pengambilan data berbeda (satu proses untuk data kuantitatif, dan satu proses untuk data kualitatif). Metode ini dikembangkan oleh William Stephenson, seorang ahli fisika dan juga psikologi, metode ini menggabungkan kekuatan dari kedua penelitian, dan mengkuantifikasi subjektifitas, yang selama ini merupakan ranah penelitian kualitatif.
Menggunakan analisis faktor-Q yang sistematis dalam pengelompokan, pembandingan serta pengurutan, dimana berbeda dengan metode kuantatif pada umumnya, sampel populasi yang menjadi penguat validasi bukanlah banyaknya respondent, tetapi populasi dari preferensi. Sehingga syarat untuk jumlah responden tertentu bukanlah menjadi perhatian utama metode ini. Preferensi ini bisa dikumpulkan dari berbagai macam sumber seperti media digital, pendapat para ahli, ataupun dari artikel ilmiah. Metode ini memberikan kemudahan menghasilkan penelitian yang kaya akan analisa data, sehingga membuka ruang untuk analisa lebih mendalam.
Hasil Maksimal
Dengan menggunakan metode ini, saya dapat menghasilkan 1 konferensi yang masuk dalam nominasi paper terbaik dalam konferensi Scandianvian Conference on Information Systems (SCIS 2019) di Nokia, Finlandia. Serta dua buah Jurnal Scopus Q1. Satu penelitian terkait transformasi digital selama pandemik tanpa biaya publikasi, dan satu artikel lainnya membahas tentang penggunaan chatbot dalam kolaborasi lintas generasi.
Kekurangan
Kekurangan dari metode ini adalah dalam proses pengumpulan data secara online, dimana belum banyak metode survey online yang mendukung pengumpulan data untuk metode Q. Selain itu argumentasi generalisasi hasil penelitian merupakan tantangan sendiri, dikarenakan metode ini sangat fokus terhadap konteks preferensi, dan tidak pada general populasi. Akan tetapi, hal ini dapat diatasi dengan argumentasi yang kuat dalam pemilihan responden, dan juga argumentasi melalui referensi terkait generalisasi dalam penelitian kualitatif.
Tool dan alat bantu
Penggunaan Google form belum memungkinkan dengan metode ini, salah satu tool yang tersedia secara open source yang sering saya pakai adalah HTMLQ. Dalam mengolah dan untuk proses analisa, terdapat beberapa software, baik yang berbayar dan yang open source saya menggunakan KADE yang juga open source dan dikembangkan oleh Prof. Shawn Banasik. Software buatan Prof. Banasick ini telah di publikasikan di jurnal open source software (Banasick, 2019), sehingga dapat membantu sebagai referensi dalam penulisan artikel ilmiah. Selain itu, terdapat komunitas global yang berperan aktif, dalam bentuk konferensi, dimana peniliti dari berbagai disiplin ilmu terus mengembangkan dan mengimplementasikan penggunaan Q methodology.
Jika tertarik menggunakan Q methodology, dan ingin tau lebih detail, silahkan kontak melalui sosial media Linkedin atau Researchgate
Salam,
I. Nurhas
Referensi:
Banasick, S. (2019). KADE: A desktop application for Q methodology. Journal of Open Source Software, 4(36), 1360.
Nurhas, I., Jahanbin, P., Pawlowski, J., Wingreen, S., & Geisler, S. (2022). Patterns of Sociotechnical Design Preferences of Chatbots for Intergenerational Collaborative Innovation: AQ Methodology Study. Human Behavior and Emerging Technologies, 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar