Saya memiliki anak balita yang masih belajar dan tumbuh. Sebagai orang tua, saya selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak saya dan membantu dia mengembangkan kualitas yang diperlukan untuk sukses di masa depan. Salah satu kualitas yang saya anggap sangat penting adalah grit atau daya juang yang tinggi.
Grit adalah kemampuan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan dengan tekad dan ketekunan yang tinggi. Orang yang memiliki grit tinggi cenderung lebih sukses dalam mencapai tujuan jangka panjang dia dan lebih mampu mengatasi hambatan yang muncul di sepanjang jalan. Oleh karena itu, sebagai orang tua, saya ingin membantu anak saya mengembangkan grit dalam dirinya.
Berikut adalah beberapa strategi yang telah saya terapkan untuk membantu membangun grit pada anak saya:
Tetapkan Tujuan dan Merayakan Pencapaian
Saya selalu mendorong anak saya untuk menetapkan tujuan dan merayakan pencapaian dia. Saya membantu dan mengarahkan dia menetapkan tujuan yang spesifik, dapat dicapai, dengan berbatas waktu tertentu. Saya juga merayakan pencapaiannya dan mengakui upaya yang dia lakukan, tidak peduli seberapa kecil kemajuannya.
Misalnya, jika anak saya sedang berlatih keterampilan baru, menyatukan puzzle, menggambar atau mencoba bersepeda, saya merayakan kemajuan dan kerja kerasnya. Saya mendorongnya untuk terus berlatih dan meningkatkan kemampuannya.
Ajarkan dia untuk Bertahan
Saya mengajarkan anak saya nilai bertahan. Saya mendorongnya untuk terus mencoba, bahkan ketika dia menghadapi tantangan atau kegagalan. Saya membantunya mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan mengajarkan atau menunjukkan dia untuk mencari solusi sederhana untuk mengatasi rintangannya.
Misalnya, jika anak saya kesulitan dengan masalah menggambar lingkaran yang menurut dia sulit, saya mendorongnya untuk terus mencoba dan memberikan dukungan dan panduan. Saya mengajarkannya untuk memecah proses/masalah menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan mencari cara alternatif untuk menyelesaikannya.
Tunjukkan Contoh Grit dan Ketahanan
Sebagai orang tua, saya bisa memberikan contoh grit dan ketahanan bagi anak saya. Saya menunjukkan cara mengatasi tantangan dan kegagalan dengan sikap positif dan tekad yang kuat. Saya juga berbagi cerita saya sendiri dimalam hari sebelum tidur tentang masalah saya, dan bertahan di saat-saat sulit.
Misalnya, meskipun mereka belum cukup dewasa, tetapi saya sekedar bercerita, jika saya mengalami kesulitan di tempat kerja, saya berbagi pengalaman saya dengan anak saya dan membahas bagaimana saya mengatasi dan menemukan solusinya. Hal ini dapat melatih komunikasi mereka, dan dengan harapan dapat membantu mereka melihat bahwa grit dan ketahanan adalah nilai yang penting untuk ditanamkan.
Dorong Mindset Pertumbuhan / Growth mindset
Saya mengajarkan anak saya untuk mengadopsi mindset pertumbuhan, yang menekankan keyakinan bahwa kemampuan dan bakat dapat dikembangkan melalui kerja keras dan tekad. Saya mendorong mereka untuk berani hadapi ketakutan dan mencoba hal-hal baru.
Sebagai contoh, jika anak saya akan mencoba berbagai jenis makanan, saya sering membiarkan mereka untuk mencoba suatu makanan terlebih dahulu sebelum mengatakan tidak kepada mereka, ketika tidak berhasil menggambar lingkaran yang sama dengan yang saya buat, dorong mereka untuk melihatnya sebagai bentuk lain, dan saya juga tidak bisa sempurna dalam membuat lingkaran, jadikan kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka dan meningkatkan kebiasaan belajar.
Kesimpulannya, mendidik anak yang bermental tangguh (grit) memerlukan usaha sadar untuk membudayakan pola pikir untuk tumbuh dan terus berkembang, mengajarkan ketekunan, dan mencontohkan sikap yang tangguh. Dengan menetapkan tujuan, merayakan prestasi/pencapaian sekecil apapun, mengajarkan keterampilan pemecahan masalah, dan mendorong sikap positif, orang tua dapat membantu anaknya mengembangkan kualitas yang diperlukan untuk terus semangat belajar dan mencapai tujuan jangka panjang.
Salam,
I.Nurhas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar