Pendekatan psikologi positif dalam pengembangan teknologi digital
Teknologi berkembang dengan pesat, dengan berbagai fitur dan fungsi yang mempermudah pekerjaan manusia. Di satu sisi teknologi membantu manusia dalam berbagai hal, akan tetapi disisi lain, penggunaan dan pengembangan teknologi yang fokus pada aspek keuntungan material semata, membuat sisi gelap teknologi semakin dirasakan oleh manusia. Sisi gelap teknologi pada level individu beberapa diantaranya seperti (lengkapnya bisa dilihat di Pirkkalainen & Salo, 2016):
- kecanduan akan penggunaan teknologi, dimana waktu penggunaan semakin meningkat dan mengakibatkan efek negatif terhadap aspek non digital manusia seperti kesehatan.
- information overload atau banyaknya informasi yang diterima yang sebetulnya tidak dibutuhkan oleh individu. implementasi interaksi teknologi seperti endless scroll atau scroll tanpa batas, memanfaatkan keinginan manusia yang haus akan informasi untuk terus mengakses informasi, seperti dalam bentuk video, text dan gambar yang diselingi dengan iklan. berlebihnya informasi ini sering menjadi disorientasi informasi, untuk membedakan fakta dari fiksi dan pendapat individu.
- technostress atau kondisi stress yang diakibatkan oleh penggunaan teknologi baru, ketidaksanggupan individu untuk dapat beradaptasi dengan teknologi baru dapat memberikan permasalahan psikologis, rasa tidak nyaman, rasa keterasingan dari komunitas. ataupun malah kesendirian yang terjadi karena komunitas atau lingkungan sosialnya yang belum bisa beradaptasi dengan baik dengan teknologi baru tersebut.
- Autonomy atau rasa merdeka, atau teknologi dirancang untuk memberikan kebebasan kepada individu agar dapat menentukan pilihan. Teknologi bisa dirancang agar individu bisa menentukan pilihan secara mandiri, ataupun juga memberikan kuasa kepada teknologi untuk menentukan pilihan yang tepat, sesuai dengan kebutuhannya.
- Accomplishment atau rasa keberhasilan, atau teknologi dirancang juga untuk menumbuhkan rasa bahwa individu berhasil dalam suatu hal, perasaan mencapai suatu hal dapat mendorong peningkatan kebahagiaan individu, dan disisi lain diharapkan dapat mengurangi stress dan kecemasan dalam berinteraksi dengan teknologi.
- Relatedness atau rasa keterhubungan, atau teknologi dirancang bukan hanya menyelesaikan pekerjaan atau masalah, tetapi juga meningkatkan kualitas hubungan antara manusia. Menjaga agar manusia tetap menjadi individu sosial atau bagian dari masyarakat/komunitas
- Competence atau rasa kemampuan. Teknologi didesain agar memberikan manusia perasaan yang kompeten, menumbuhkan kepercayaan diri, dan disisi lain juga digunakan sebagai sarana belajar untuk meningkatkan skill dan kompetensi manusia.
Dalam pengembangan teknologi digital, titik awal pengembangan selalu pada titik pain(s) atau permasalahan yang dihadapi oleh individu, dan akan diselesaikan dengan bantuan teknologi. Positive computing mengambil satu langkah lebih dengan mengharuskan adanya titik pendamping terkait aspek wellbeing. Pendekatan positive computing ini juga berguna dalam meningkatkan inovasi perusahaan, dimana untuk dapat sukses dan bersaing tidak hanya "be the first" atau "be different" tetapi juga "be positive". Sebagai contoh:
Teknologi jam pintar, awalnya digunakan untuk denyut jantung manusia yang kemudian dapat dimanfaatkan dalam menghitung langkah harian serta jumlah kalori yang terbakar.Dengan pendekatan positive computing, ditambahkan aspek accomplishment, berupa capaian langkah yang ingin didapatkan, dianalogikan telah melangkah sejauh luas/panjang wilayah tertentu. Juga ditambahkan aspek relatedness dalam bentuk perlombaan, menghubungkan dengan individu lain untuk saling memotifasi siapa yang memiliki langkah harian yang lebih banyak. Tetapi juga individu diberikan level Autonomy untuk dapat memutuskan sendiri apakan ikut ambil bagian dalam perlombaan tersebut atau tidak.
Dengan adanya dampak jangka panjang serta mendorong inovasi, sudah saatnya perkembangan teknologi di Indonesia mulai mempertimbangkan pendekatan positive computing. Kolaborasi lintas disiplin menjadi kunci dalam positive computing yang juga menguatkan rasa bhinneka tunggal ika.
Salam,
I. Nurhas
Referensi:
Pirkkalainen, H., & Salo, M. (2016). Two decades of the dark side in the information systems basket: Suggesting five areas for future research. In European Conference on Information Systems. European Conference on Information Systems.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar